Kamis, 20 Mei 2010

Bibit Karet Klonal dalam Polibag Cocok untuk Lahan Bekas Hutan
Dalam rangka penanaman karet di lahan bekas hutan, salah satu alternatif terbaik adalah menggunakan bibit karet klonal dalam polibag.Hal ini dilakukan agar bibit terpelihara dengan baik, kemurnian klon dapat terjaga, pertumbuhan tanaman di lapangan seragam, dan kematian bibit minimal.


Bibit karet klonal atau stum okulasi mata tidur (OMT) adalah batang bawah yang telah diokulasi dengan mata okulasi terpilih. Stum okulasi mata tidur tahan hidup, seragam, mudah dikemas, mudah diatur dan mudah diangkut. Bibit karet yang akan ditanan di lapang harus berasal dari klon unggul yang terpilih, pertumbuhan
bibit dalam kondisi prima, terhindar dari hama/penyakit, dan sebagainya. Agar diperoleh kondisi demikian, sebelum ditanam di lapangan bibit perlu diipuk dahulu dalam bedengan atau langsung ditanam dalam polibag sampai terbentuk 2-3 payung daun, atau bisa saja langsung ditanam di lapangan.
Pembuatan bibit karet OMT dimulai dengan menyemaikan biji karet sebagai batang bawah. Setelah mencapai umur 9-12 bulan, batang bawah diokulasi dengan mata entres yang diambil dari kebun induk yang terpilih. Setelah 1 bulan, batang bawah dipotong menyerong. Bibit karet kemudian dibongkar dari tempat tumbuhnya
setelah tempelan okulasi dipastikan hidup. Setelah okulasi jadi, batang bawah dipotong ±5 cm di atas mata okulasi, kemudian dibongkar (Gambar 1).


Bibit Stum Mata Tidur dalam Polibag

Bibit karet dalam polibag dapat berasal dari biji atau OMT yang dipelihara sampai tumbuh menjadi tanaman kecil yang siap dipindahkan. Bibit dalam polibag dapat digunakan untuk keperluan pembibitan, kebun kayu okulasi, kebun produksi maupun ditanam di lahan bekas hutan atau yang lain.Tanaman karet yang berada dalam polibag merupakan tanaman yang telah siap untuk dipindahkan atau ditanam di lapangan. Bibit karet dalam polibag merupakan bahan tanam yang ideal karena perakarannya telah siap dan tunas tumbuh dengan baik. Cara membuatnya adalah sebagai berikut:

1. Akar tunggang OMT dipotong dan disisakan ±35 cm atau disesuaikan dengan panjang polibag, sedang akar lateral dipotong hingga tinggal 2 cm.

2. Polibag ukuran 30 cm x 50 cm dilubangi (12 lubang) kemudian diisi tanah permukaan atas
kurang lebih setengahnya. Stum okulasi diletakkan tegak lurus di dalam polibag kemudian diisi kembali dengan tanah sampai penuh. Leher akar harus terletak di bawah permukaan tanah Selanjutnya tanah dipadatkan agar tidak terdapat rongga di sekitar permukaan akar.

3. Polibag diatur dalam barisan dengan mata okulasi menghadap ke arah yang sama. Barisan dibuat kelompok-kelompok dengan lebar 5-10 polibag dan panjang 50-100 polibag. Antarbarisan diberi jarak untuk memudahkan pemeliharaan, seperti menyiang rumput atau gulma, mewiwil tunas-tunas aksiler yang tumbuh
baik pada batang bawah maupun pada batang atas, memberantas hama dan penyakit bila ada, memupuk, dan menyiram bila tidak ada hujan.

4. Bibit dalam polibag dipelihara sampai tumbuh 2-3 payung daun atau 3-4 bulan, selanjutnya bibit siap dipindah ke lapangan.

5. Penyiraman dilakukan apabila tidak ada hujan. Oleh karena itu bibit dalam polibag harus diletakkan
dekat sumber air baik itu sungai, sumur atau air irigasi untuk memudahkan penyiraman.


Persiapan Penanaman diLapangan Bagi perkebunan besar, penanaman karet dengan menggunakan bibit dalam polibag sudah biasa. Namun, bagi perkebunan rakyat apalagi
perkebunan di lahan bekas hutan, perlu pendampingan dan pengawalan teknologi agar berhasil. Tanaman karet memiliki umur ekonomis 20-30 tahun, dengan
memberikan produk berupa lateks dan kayu. Oleh karena itu, persiapan bibit harus dilaksanakan dengan benar agar dapat memberikan jaminan sesuai umur ekonomisnya.
Penggunaan bibit dalam polibag merupakan salah satu cara untuk mencapai hal itu. Bibit dalam polibag mempunyai beberapa keunggulan, antara lain tanaman seragam, kematian
tanaman di lapangan dapat diperkecil, perawatan lebih mudah dibandingkan dengan bibit yang langsung ditanam di lapangan, dan pertumbuhan awal tanaman lebih jagur dibandingkan tanaman OMT langsung. Namun pembuatan bibit dalam polibag relatif mahal, harus disiapkan tanah lapisan atas (top soil), dan pengangkutannya harus hati-hati agar tidak rusak.
Menghitung Kebutuhan Bibit dalam Polibag Untuk keperluan penanaman karet di lahan bekas hutan perlu dilakukan perhitungan keperluan bibit secara cermat agar bibit yang disiapkan sesuai dengan populasi tanaman yang direncanakan. Apabila populasi tanaman tiap hektar adalah 550 batang maka persediaan bibit paling sedikit adalah 600 batang, termasuk untuk keperluan penyulaman apabila ada bibit yang mati. Apabila akan dibangun 500 hektar pertanaman karet, maka kebutuhan bibitnya paling sedikit adalah 300.000 batang untuk jarak tanam 7 m x 3 m. Menanam Bibit Karet dalam Polibag di Lahan Bekas Hutan Bibit karet dalam polibag siap ditanam di lapangan apabila telah tumbuh 2-3 payung daun. Bibit diangkut hati-hati agar tidak rusak atau mati dan tanahnya tidak hancur.
Untuk penanaman, polibag diangkat ke dekat lubang tanam, kemudian
polibag disobek dari arah bawah ke atas dan dikelupas.Tanah dalam polibag diangkat dan diletakkan dalam lubang tanam. Untuk lahan bekas hutan, seperti di Kalimantan,
kondisi tahan relatif labil sehingga penanaman cukup ditugal atau dengan cara olah tanah minimum atau tanpa olah tanah (TOT). Setelah bibit diletakkan dalam lubang tanam, tanah ditambahkan sampai penuh dan dipadatkan agar bibit tidak goyang. Diperkirakan setiap orang mampu menanam 50-60 bibit tiap hari asalkan titik tanam telah ditentukan terlebih dahulu dan bibit karet dalam polibag sudah berada dekat dengan ajir atau lubang
tanam. Pertumbuhan tanaman dari bibit dalam polibag lebih cepat dan jagur, seragam, tahan terhadap panas matahari langsung, dan perakaran sudah mapan sehingga
tahan terhadap angin. Sebagai bahan tanaman untuk menyulam,
bibit dalam polibag sangat baikkarena tanaman mudah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sehingga tidak ada kekhawatiran tanaman sulaman akan tertinggal
pertumbuhannya atau kekurangan sinar matahari. Lahan bekas hutan merupakan areal pengembangan tanaman karet yang potensial dalam upaya meningkatkan ekspor karet, meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat khususnya petani, memberi lapangan kerja penduduk, mengurangi pengangguran, memperbaiki
lingkungan, sebagai sumber oksigen, dan mampu mengurangi panas bumi. Penanaman karet di lahan bekas hutan perlu disertai teknologi budi daya yang tepat, khususnya penggunaan bibit karet dalam polibag untuk menjamin keberhasilan
penanaman. Penggunaan bibit karet dalam polibag untuk penanaman pada lahan bekas hutan merupakan pilihan yang tepat dan dijamin kemurnian klonnya, karena setelah tumbuh 2-3 payung daun dapat dengan mudah diidentifikasi klonnya. Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya campuran klon-klon yang tidak diinginkan.

Perkembangan Mikroprosesor

Rabu, 19 Mei 2010

Setiap komputer yang kita gunakan didalamnya pasti terdapat mikroprosesor. Mikroprosesor, dikenal juga dengan sebutan Central Processing Unit (CPU) artinya unit pengolahan pusat. CPU adalah pusat dari proses perhitungan dan pengolahan data yang terbuat dari sebuah lempengan yang disebut "chip". Chip sering disebut juga dengan "Integrated Circuit (IC)", bentuknya kecil, terbuat dari lempengan silikon dan bisa terdiri dari 10 juta transistor. Mikroprosesor pertama adalah intel 4004 yang dikenalkan tahun 1971, tetapi kegunaan mikroprosesor ini masih sangat terbatas, hanya dapat digunakan untuk operasi penambahan dan pengurangan. Mikroprosesor pertama yang digunakan untuk komputer di rumah adalah intel 8080, merupakan komputer 8 bit dalam satu chip yang diperkenalkan pada tahun 1974. Tahun 1979 diperkenalkan mikroprosesor baru yaitu 8088. Mikroprosesor 8088 mengalami perkembangan menjadi 80286, berkembang lagi menjadi 80486, kemudian menjadi Pentium, dari Pentium I sampai dengan sekarang, Pentium IV. Untuk lebih lengkapnya, bisa melihat gambar dan tabel di bawah ini :



DASAR MIKROPROSESOR DAN MIKROKONTROLER

Munculnya terminologi komputer sebenarnya berawal dari kebutuhan akan suatu alat yang dapat dijalankan secara otomatis, memiliki kemampuan untuk mengerjakan hal yang diinginkan. Perkembangan teknologi semikonduktor, dengan diawali penemuan transistor, telah membawa kepada kemajuan teknologi elektronika sampai saat ini Komputer Bagian fungsional utama sebuah komputer adalah Central Processing Unit/Unit Pemroses Utama, Memori dan Sistem Input-Output. Disebut bagian fungsional karena ketiga komponen
inilah yang membentuk sebuah komputer dengan fungsinya masing-masing. Lebih jauh mengenai fungsi ketiganya akan diterangkan pada bab berikutnya Central Processing Unit/Unit Pemroses Utama Mikroprosesor Mikroprosesor adalah sebuah CPU yang dibangun dalam sebuah single chip semiconductor.
Mikroprosesor terdiri dari kalkulator yang terbagi dalam register dan ALU dan sebuah pengkode serta unit pengontrol. Dalam hubungan kerja dengan pulsa pembangkit berkala, (yaitu sebagai unit terpisah atau
sebagai komponen yang terpadu dalam mikroprosesor) unit pengontrol menjamin urutan yang tepat dan urutan yang logis dari siklus yang berlangsung di dalam mikroprosesor, ditinjau dari sistem keseluruhannya Dalam tinjauan praktis dan aplikasi yang umum contoh dari sebuah mikroprosesor adalah mikroprosesor 8080, 8086, prosesor intel 386, 486, pentium 100 Mhz, sampai dengan generasi terbaru, AMD, prosesor Motorola, prosesor Texas Instrument Mikrokontroler Sebuah mikroprosesor yang digabungkan dengan I/O dan memori (RAM/ROM) akan membentuk sebuah sistem mikrokomputer. Terilhami dengan CPU yang dapat dikonstruksi dalam sebuah single chip semiconductor, maka sebuah mikroprosesor, I/O dan memori dapat pula dibangun dalam level chip. Konstruksi ini menghasilkan Single Chip Microcomputer (SCM). SCM inilah yang disebut sebagai mikrokontroler Mungkin akan timbul pertanyaan, apakah perbedaan antara mikrokomputer dengan mikrokontroler? Selain arsitekturnya, mikrokontroler jika dibandingkan dengan mikrokomputer seperti IBM PC adalah penggunaan I/O interface dan media penyimpanan yang berbeda. Dalam IBM PC media penyimpanan biasa menggunakan disket, maka pada mikrokontroler menggunakan EPROM sebagai media penyimpanan Sedangkan perbedaan antara mikroprosesor dengan mikrokontroler sudah jelas. Dalam mikrokontroler, RAM serta I/O interface sudah masuk di dalamnya. Ini merupakan satu
keuntungan lebih dari mikrokontroler. Dalam Hal penggunaannya, sistem mikrokontroler lebih banyak dipakai pada aplikasi yang deterministik, artinya sistem ini dipakai untuk keperluan yang tertentu saja misalkan sebagai pengontrol PID pada instrumentasi industri, pengontrol komunikasi data pada sistem kontrol terdistribusi.

Managing Memory

Minggu, 16 Mei 2010